Kamis, 09 November 2017

AL-KHAWARIZMI penemu angka nol

Kamis,09 November 2017


Dunia Eropa atau “Dunia Barat” dari dulu hingga kini, sepertinya mengklaim bahwa Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Eropa atau “Dunia Barat”. Tapi tahukah anda, sejatinya asal Gudang Ilmu Pengetahuan berasal dari kawasan Timur Tengah yaitu Mesopotamia yang menjadi peradaban tertua di dunia?. Dimana masyarakat dunia sangat mengenal Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar. Namun, dibalik kedigdayaan Leonardo Fibonacci sebagai ahli matematika aljabar ternyata hasil pemikirannya sangat dipengaruhi oleh ilmuwan Muslim bernama Muhammad bin Musa Al Khawarizmi.

Inilah Sang Penemu Angka 0 (nol) itu.!


Muhammad bin Musa Al Khawarizmi inilah yang menemukan angka 0 (nol) yang hingga kini dipergunakan. Apa jadinya coba jika angka 0 (nol) tidak ditemukan.? Selain itu, dia juga berjasa dalam ilmu ukur sudut melalui fungsi sinus dan tangent, persamaan linear dan kuadrat serta kalkulasi integrasi (kalkulus integral). Tabel ukur sudutnya (Tabel Sinus dan Tangent) adalah yang menjadi rujukan tabel ukur sudut saat ini.
Memiliki Nama Asli Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi namun lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi. Beliau mempunyai nama sebutan yang cukup banyak yang diberikan oleh negara dibagian barat seperti Al-Khawarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Cowarizmi, Al-Gorismi dan banyak sebutan lainnya dengan ejaan yang berbeda. Menurut sumber wikipedia, Beliau lahir sekitar tahun 780 Masehi di Khawarizm yang sekarang disebut kota khiva, Uzbekistan.

Al-khawarizmi dan Konsep Aljabar
Al-Khawarizmi menulis buku matematika yang berjudul “Hisab Aljabar wal Muqabalah”. Buku ini berisi tentang persamaan linear dan kuadrat. Dalam bukunya ini ia menjelaskan cara menyederhanakan suatu persamaan kuadrat. Aljabar merupakan cabang matematika yang mempelajari penyederhanaan dan pemecahan masalah menggunakan “simbol” sebagai pengganti konstanta dan variabel.
Aljabar itu sendiri berarti mengembalikan sesuatu kepada keadaannya yang pertama seperti menguraikan angka pecahan. Adapun dalam istilah matematika adalah menambah sejumlah angka tertentu untuk dua tambahan dengan tujuan memudahkan penyelesaiannya. Sedangkan almuqabalah (penyesuaian) artinya menyamakan antara satu angka dengan angka yang lain dan menghasilkan suatu nilai.
Buku ini sangat berarti secara ilmiah dan memiliki sejarah yang besar. Di dalamnya, dia merumuskan dan menjelaskan secara detail tentang tabel Trigonometri. Tabel Trigonometri yang memuat Sinus dan Tan merupakan salah satu penemuannya. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Robert of Chester agar menjadi salah satu pendorong bagi kebangkitan keilmuan Eropa.

Al-khawarizmi dan Bilangan Nol
Angka nol penting bagi suatu bilangan dan tentu berpengaruh terhadap ilmu-ilmu menghitung, ilmu pasti, ilmu alam, serta ilmu lainnya, dan Al-Khawarizmi lah yang pertama kali menemukan bilangan nol. Al-Khawarizmi adalah orang pertama yang menjelaskan kegunaan angka-angka. Nol adalah suatu angka dan digit angka yang digunakan untuk mewakili angka dalam angka. Angka nol memainkan peran penting dalam matematika, yakni sebagai identitas tambahan bagi bilangan bulat, bilangan real, dan struktur aljabar lainnya. Sebagai angka, nol digunakan untuk tempat dalam sistem nilai tempat.
Dengan penggunaan angka tersebut maka kata Arab Shifr yang artinya nol (kosong) diserap ke dalam bahasa Perancis menjadi kata chiffre, dalam bahasa Jerman menjadi ziffer, dan dalam bahasa Inggris menjadi cipher. Bilangan nol ditulis bulat dan di dalamnya kosong. Al-Khawarizmi-pun memperkenalkan tanda-tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal di kalangan ilmuwan Arab. Para matematikawan di seluruh dunia mengakuinya dan berhutang budi kepada Al-Khawarizmi. Ia juga mengarang buku Sundials (alat-alat petunjuk waktu dengan bantuan bayangan sinar matahari).

Al-khawarizmi dan Algoritma
Kata “algoritma” berasal dari latinisasi nama Al-Khawarizmi, sebagaimana tercantum pada terjemahan karyanya dalam bahasa Latin pada abad ke-12, yakni “Algorithmi De Numero Indorum”. Awalnya, kata “algorisma” adalah sitilah yang merujuk pada aturan-aturan aritmetis untuk menyelesaikan persoalan menggunakan bilangan numerik Arab (sebenarnya dari India). Kemudian, pada abad ke-18, istilah ini berkembang menjadi algortima yang mencakup semua prosedur atau urutan langkah yang jelas dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal yang pertama ditekankan dalam alur pemikiran untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dituangkan secara tertulis adalah alur pikiran. Sehingga, algoritma seseorang bisa berbeda dengan algoritma orang lain. Adapun penekanan kedua adalah tertulis, yang artinya dapat berupa kalimat, gambar atau tabel tertentu.

Wafatnya Al-khawarizmi
Pada tahun 847 M, Al-Khawarizmi wafat dalam usia 67 tahun. Ia meninggalkan kenangan abadi bagi para ilmuwan matematika di seluruh dunia. Ia digelari Bapak Matematika karena keberhasilannya dalam memajukan cabang ilmu ini hingga mencapai puncaknya. Buah pikirannya pun banyak disumbangkan pada peradaban dunia dan masih dapat kita manfaatkan hingga saat ini. Dengan begitu, namanya tetap abadi sejalan dengan pemanfaatan umat manusia atas pemikirannya. Semoga kita dapat meneladani kegigihan dan keuletannya dalam belajar.