Sabtu, 14 Maret 2020

INSTRUMEN EVALUASI



INSTRUMEN EVALUASI (INSTRUMEN TES)








Dosen Pengampu : Ernawati, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok : 3





UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Instrumen Evaluasi (Instrumen Tes)”
Kami menyadari bahwa didalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharap saran dan kritik yang membangun atau sebagai bentuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi kami sebagai penyusun dan penulis.
Sekian, Wassalam





Penyusun
Kelompok 3



DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB 2 PEMBAHASAN 3
A. Instrumen Evaluasi 3
B. Jenis Instrumen Evaluasi Dalam Bentuk Tes 3
BAB 3 PENUTUP 5
A. Kesimpulan 5
B. Saran 5
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan belajar seorang peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya motivasi belajar dari peserta didik itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan dan juga kemampuan professional guru.
Dalam dunia pendidikan tidak lepas dengan yang namanya penilaian. Penilaian dilakukan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar. Namun seringkali seorang pendidik hanya menekankan penilaian hasil belajar yang bersifat praktis dan ekonomis saja. Sedangkan penilaian dalam hal proses tidak dilakukan, padahal ini sangatlah penting.
Proses akhir dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah kita melakukan evaluasi. Evaluasi mutlak dilakukan untuk menentukan hasil keberhasilan dari proses ataupun metode yang dilaksanakan.
Banyak di antara kita sebagai pendidik yang belum mengerti arti evaluasi yang sesungguhnya,sehingga dalam melakukan evaluasi belum memakai teknik-teknik evaluasi yang distandarkan dengan kriteria-kriteria yang seharusnya dikerjakan. Maka penulis akan memaparkan mengenai instrumen evaluasi hasil belajar yang mencakup bentuk-bentuk test.





B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen evaluasi?
2. Apa saja jenis-jenis instrumen evaluasi dalam bentuk tes ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui instrumen evaluasi?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen evaluasi dalam bentuk tes ?





BAB II
PEMBAHASAN

A. Instrumen Evaluasi
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian, tes objektif, dan tes isian. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan (observasi).

B. Jenis Instrumen Evaluasi Dalam Bentuk Tes
1. Pengertian Tes
Istilah “tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu “testum”, berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.
2. Fungsi Tes
Menurut Anas Sudijono (2001: 67) secara umum ada dua fungsi tes antara lain:
1.) Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini ters berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2.) Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah. Sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah berapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan atau dicapai.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Djaali & Pudji Mulyono (2007: 7) fungsi tes dibagi menjadi tiga, antara lain:
1) Alat untuk mengukur prestasi belajar siswa
Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa tes dimaksudkan untuk mengukru tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicaai siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Dalam kaitan ini tes digunakan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan program pengajaran, tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai, dan seberapa banyak yang belum tercapai serta menentukan langkah apa yang perlu dilakukakan untuk mencapainya.

2) Sebagai motivator dalam pembelajaran
Hampir semua ahli teori pembelajaran menekankan pentingnya umpan balik yang berupa nilai untuk meningkatkan intensitas kegiatan belajar. Fungsi ini dapat optimal apabila nilai hasil tes yang diperoleh siswa betul-betul objekti dan sahih, baik secara internal maupun secara eksternal yang dapat dirasakan langsung oleh siswa yang diberi nilai melalui tes.

3) Upaya perbaikan kulaitas pembelajaran
Dalam rangka meningkatkan kuaitas pembelajaran ada tiga jenis tes yang perlu dibahas, yaitu tes penempatan, diagnostik dan formatif.

4) Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan
Tes ini berfungsi untuk menentukan nilai yang menjadi lambing keberhasilan siswa setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam waktu tertentu

3. Jenis tes
Ada beberapa jenis tes yang sering digunakan dalam proses pendidikan, yaitu:
1) Tes penempatan
Tes yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan bertujuan agar setiap siswa yang mengikutin kegiatan pembelajaran di kelas atau pada jenjang pendidikan tertentu dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara efektif, karena dengan bakat dan kemampuannya masing-masing. Contohnya tes bakat, tes kecerdasan dan tes minat.

2) Tes Diagnostik
Tes diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar dan menetapkan cara mengatassi kesulitan belajat tersebut. Dengan demikian jelas ada kaitan yang erat antara tes penempatan dan diagnostic. Bahkan dapat dikatakan keduanya saling melengkapi dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan efektivitas kegiatan pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu.

3) Tes Formatif
Tes formatif pada dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kulaitas pembelajaran dikelas ditentukan oleh intensitas proses belajar (proses intern) dalam diri setiap siswa sebagai subjek belajar sekaligus peserta didik.

4) Tes Sumatif
Hasil tes sumatif berguna untuk (a) menentukan kedudukan atau ranking masing-masing siswa dalam kelompoknya (b) menentukan dapat atau tidaknya siswa melanjutkan program pembelajaran berikutnya, dan (c) menginformasikan kemajuan siswa untuk disampaikan kepada pihak lain seperti orang tua, sekolah, masyarakat, dan lapangan kerja. Jika tes sumatif dilaksanakan pada setiap akhir semester, maka setiap akhir jenjang pendidikan dilaksanakan tes akhir atau biasa disebut evaluasi belajar tahap akhir (Djaali & Pudji Mulyono, 2007).

4. Bentuk Tes
Dilihat dari bentuknya, maka penilaian jenis tes ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Tes Bentuk Uraian (subjektif)
Tes Uraian, yang dalam uraian disebut juga essay, merupakan alat penilaian yang hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi 3 yaitu uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur
a.) Uraian Terbatas (Restricted Respons Items)
Dalam menjawab soal bentuk uraian ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam, tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikendaki dalam soalnya. Pembatasa dapat dilihat dari segi:
a. ruang lingkupnya,
b. sudut pandang menjawabnya,
c. indikator – indikatornya
Contoh:
- Sebutkan dua unsur-unsur kubus beserta jumlahnya !
b.) Uraian Bebas (Extended Respons Items)
Dalam bentuk ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, setiap peserta didik mempunyai cara dan sistematika yang berbeda-beda. Namun, guru tetap mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta didik nanti.
Contoh:
- berikan contoh bentuk kubus dalam kehidupan sehari-hari
Dalam menyusun soal bentuk uraian, ada baiknya guru mengikuti petunjuk praktis berikut ini.
(1) Setiap pertanyaan hendaknya menggunakan petunjuk dan rumusan yang jelas dan mudah dipahami.
(2) Jangan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih beberapa soal dari sejumlah soal yang diberikan, sebab cara demikian tidak memungkinkan untuk memperoleh skor yang dapat dibandingkan.
(3) Instrumen soalnya dapat berupa: menjelaskan, menelaah, mendeskripsikan, membandingkan, mengemukakan kritik, memecahkan masalah, dan lain sebagainya.
Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki pada soal bentuk uraian,. Adapun kelebihan bentuk soal uraian antara lain:
a. Proses penyusunan soal relatif mudah.
b. Memberikan kebebasan luas kepada peserta didik untuk menyatakan tanggapannya.
c. Dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan pikiran.
d. Mengurangi faktor menebak dalam menjawab.
Sedangkan kelemahan bentuk soal uraian antara lain:
a. Proses pengoreksian membutuhkan waktu yang relatif lama.
b. Ada kecenderungan dari guru bersikap subjektif.
c. Guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, karena keindahan kalimat dan tulisannya.
c.) Uraian berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas memberikan jawaban.
Contoh
- Diketahui volume sebuah kubus samadengan 27 cm3, maka hitunglah
1. Panjang sisi kubus
2. Keliling kubus
3. Luas kubus

b. Tes Bentuk Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.
Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, antara lain:
1.) Benar-Salah (True-False, or Yes-No)
Bentuk tes benar-salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dengan pendapat. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan unyuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana.
Ada beberapa teknik/petunjuk praktis dalam penyusunan soal bentuk Benar-Salah, yaitu:
(1) Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama.
(2) Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat sederhana.
(3) Hendaknya jumlah item cukup banyak, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh
Berikan tanda ceklis jika pernyataan tersebut benar dan tanda kali jika pernyataan tersebut salah
1. Jumlah rusuk kubus adalah 12
2. Jumlah diagonal sisi kubus adalah 4


2.) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pilihan jawaban (option) terdiri atas jawaban yang benar atau paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang dinamakan pengecoh (distractor/decoy/fails).
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda, yaitu:
a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.
b. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.
c. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus.
d. Harus diyakini bahwa hanya ada satu jawaban yang benar.
e. Bila perlu beri jawaban pengecohnya.
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: (1) cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif, (2) dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas, (3) mampu mengungkap tingkat kognitif rendah sampai tinggi, dan (4) dapat digunakan berulang kali.
Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) proses penyusunan soal benar-benar membutuhkan waktu yang lama, (2) memberi peluang siswa untuk menebak jawaban, dan (3) kurang mampu meningkatkan daya nalar siswa.
Contoh
Berilah tanda silang kepada jawaban yang benar
1. Diketahui rusuk kubus volumenya 6.859 cm3. Panjang rusuknya adalah … cm
a. 17
b. 19
c. 22
d. 23
2. Diketahui panjang setiap rusuk kubus 16 cm. luas permukaan kubus tersebut adalah … cm2
a. 1.506
b. 1.516
c. 1.526
d. 1.536
3. Sebuah kolam renang berbentuk kubus kedalaman 3 meter. Volume kolam renang tersebut adalah … m3
a. 27
b. 29
c. 31
d. 33
3.) Menjodohkan (Matching)
Soal tes bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Bentuk soal seperti ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi hubungan antara dua hal.
Untuk penyusunan soal bentuk ini perlu memperhatikan teknik berikut:
(1) Sesuaiakan dengan kompetensi dasar dan indikator.
(2) Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, dan jawaban di sebelah kanan.
(3) Gunakan kalimat singkat dan terarah pada pokok persoalan.
Contoh instrument bentuk menjodohkan
1. Berapakah sisi kubus ?
2. Berapakah rusuk kubus ?
3. Berapakah titik sudut kubus ?
4. Berapakah diagonal sisi ?
5. Berapakah diagonal ruang kubus ?

c. Tes bentuk Isian (completion test)
Biasanya disebut dengan tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.
1) Petunjuk penyusunan
Saran-saran dalam menyusun tes bentuk isian ini adalah sebagai berikut:
a) Perlu selalu diingat bahwa kita tidak dapat merencanakan lebih dari satu jawaban yang kelihatan logis.
b) Jangan mengutip kalimat / pernyataan yang tertera pada buku / catatan.
c) Diusahakan semua tempat kosong hendaknya sama panjang
d) Diusahakan hendaknya setiap pernyataan jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong.
e) Jangan mulai dengan tempat kosong.
Contoh
1. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. berapakah volume kubus tersebut … ?
2. Sebuah aquarium berbentuk kubus memiliki volume 343 liter. Berapa … cm tinggi akuarium tersebut ?

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://enamberita.blogspot.com/2015/11/instrumen-evaluasi.html?m=1 Diakses Hari Selasa Tanggal 26 Maret 2019 Pukul 07.52
http://comsani.blogspot.com/2016/07/instrumen-evaluasi-pembelajaran.html?m=1 Diakses Hari Selasa Tanggal 26 Maret 2019 Pukul 07.39
http://setyatri.blogspot.com/2016/03/jenis-jenis-instrument-evaluasi.html?m=1 Diakses Hari Selasa Tanggal 26 Maret 2019 Pukul 08.06
https://binham.wordpress.com/2011/12/29/instrumen-evaluasi-pendidikan/ Diakses Hari Selasa Tanggal 26 Maret 2019 Pukul 07.46
https://fuadmje.wordpress.com/2011/11/05/instrumen-evaluasi-hasil-belajar/ Diakses Hari Selasa Tanggal 26 Maret 2019 Pukul 07.58



Tidak ada komentar:

Posting Komentar