Sabtu, 23 Juni 2018

Kataku



Duhai amanat yang beratnya kian terasa...
Jika dengan mengabaikan mu.
Aku tak akan merasakan kantuk...
Jika dengan peduli aku akan merasa lelah
Lantas haruskah aku menepis rasa itu dengan berlengah-lengah?
Atau aku harus terus menjelajah malam dengan kesendirian dan kesunyian sebab sebuah tanggungjawab yang belum kelar...

#Erna

Pojok Kenangan




Terkadang rindu itu hanya bisa kita dekap dalam bungkam
Sembari memandang kembali lembar demi lembar kenangan
Yang pernah melukis bahagia
Dengan isak tangis sebab terharu akan kebersamaan.

Bukan tentang siapa yang lebih dahulu merasa rindu
Tapi ini tentang pojok kenangan
Yang masih tersusun rapi dalam bingkainya,
Apakah masih tetap tersimpan dan teringat oleh ingatan atau itu telah terlupakan ?
sebab kesibukan melukis kenangan baru

Jangan lupa jika kita pernah membuat album bersama
Kau boleh sibuk memintal kenangan baru
Tapi jangan lupakan kenangan lama
Sebab lupamu adalah pertanda jika rasa sayang itu tiada lagi mengisi hatimu.

~erna

Kenangan



                                  Kenangan

Biarlah kini tetap sendiri
Mengisahkan kenangan yang tersisa dalam perih
Biarlah aku menemui perpisahan itu meski dengan kepingan sakit itu yang temani

Pada cercahan kenangan
Mencibir jiwa yang sesak akan keperihan
Mengusik segala rasa tanpa tahu titik kesepian
Terlarut dalam lantunan syair yang mengingatkan ku pada kenangan
Yang tergenang oleh seduhan air mata karena kenangan

Dalam gelap malam yang sunyi
Tiada lagi wacana yang penuh dengan rangkaian kata.
Tiada lagi kutipan rindu
Yang dapat ku kutip dengan indah sesuai kalbu.
Yang tersisa adalah kenangan bersama kesendirian yang memuat pertanyaan tanpa tahu akan jawaban

Dalam gelap menyayat perasaan
Terisak tangis akan perpisahan
Dan kini yang ku genggam bukan lagi jemarimu
Tapi...
Genggaman kesedihan ku
Sebagai keterangan dari kisah yang telah berakhir diambang masa kejayaan


Karya:
~Erna

Hidupmu


                Hidupmu


Bahagia mu telah mencapai puncak kejayaan
Kau telah
menempati singgasana yang begitu mewah
Sehingga lupa tempat awal kau bermula
Pandangan mata yang dahulu mengikat sayang
Tiada lagi dalam raga mu yang dibalut kemewahan

Kemewahan yang kini kau agungkan
Sedetik saja aku anggap itu kehancuran atas segala perasaan
Senyum yang merona
Degup jantung yang sesak dikala jumpa
Yang dahulu manis kini tercampur oleh pahit yang sempurna

Kepungan kekecewaan pecah bersamaan dengan air mata yang mendera
Biarlah kelak kau merasa terbunuh di dada mu
Sebagai teriakan penyesalan dalam raga mu

Namun sia-sia, karena saat itu beriringan dengan penyesalanmu rasa itu pun telah tiada lagi mengepung dalam diriku.



Karya:

~Erna

Menyuarakan Rindu




                    Menyuarakan Rindu
 

Malam yang gelap selalu merasakan kesunyian
Dibawah sinar lampu yang remang
Mengisahkan kenangan yang ku rindukan
Dengan goresan tinta pada secarik kertas yang mulai kusam
Dengan irama kerinduan yang mendamba pertemuan

Tak sekadar imajinasi dalam ratapan
Dan rintihan air mata dalam lamunan
Ada rindu yang mendamba temu
Dibalik sepi yang tak tergoyahkan
Oleh binar-binar rasa yang semakin menggerogoti perasaan

Ada sakit yang tertancap dalam dada
Memuai perih yang tak terhempaskan
Sekat tangis yang menyesakkan kalbu
Karena rindu yang tak mengundang temu

Bukan sekadar kata yang ku lantunkan
Rintihan air mata berjatuhan
Menyuarakan rindu akan pertemuan
Bukan sekadar wacana dalam tulisan
Tapi pertemuan yang ku nantikan



Karya:
~Erna









Jumat, 15 Juni 2018

KPK

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Kelipatan suatu bilangan adalah himpunan-himpunan bilangan asli yang habis dibagi oleh bilangan tersebut. Misalnya himpunan kelipataan 2 adalah {2, 4, 6, 8, 10,...}dan himpunan kelipatan dari 4 adalah {4, 8, 12, 16,……}. Kelipatan persekutuan adalah himpunan irisan dari himpunan-himpunan kelipatan. Misalnya dari himpunan kelipatan persekutuan 2 dan 4 adalah {4, 8, 12,……}. Dari himpunan itu anggota terkecilnya adalah 4,dan disebut sebagai kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah anggota terkecil dari anggota himpunan kelipatan persekutuan.
Metode untuk Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Metode Irisan Himpunan
Di dalam metode irisan himpunan, pertama kita tentukan himpunan kelipatan-kelipatan positif dari bilangan pertama dan bilangan kedua. Kemudian kita tentukan himpunan persekutuan kelipatan dari bilangan-bilangan itu dan akhirnya kita pilih bilangan terkecil dari himpunan itu.
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dari p dan q, dengan p,q anggota himpunan bilangan asli adalah bilangan terkecil anggota himpunan bilangan asli yang habis dibagi oleh p dan q.
Contoh :
 Tentukan KPK dari 8 dan 12 !
Jawab :
Misalkan himpunan-himpunan kelipatan positif dari 8 dan 12 berturut-turut adalah K8 dan K12.
K8    = {8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72 ………}
K12  = {12, 24, 36, 48, 60, 72, 84, 96, 108 ……}
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah :
K8    =  K12  = {240, 480, 720 ….}
Karena bilangan terkecil dari K8  K12 adalah 24, KPK dari 8 dan 12 adalah 24, ditulis KPK (8,12) = 24.
Tentukan KPK dari 40, 60, dan 80.
Jawab:
Misalkan himpunan-himpunan kelipatan positif dari 40, 50 dan 60 berturut-turut adalah K40, K60, dan K80.
K40 = {40, 80, 120, 160, 200, 240, 280, 320, 360, 400, 440, 480,}
K60 = {60, 120, 180, 240, 300, 360, 420, 480,....}
K80 = {80, 160, 240, 320, 400, 480,...}
Himpunan kelipatan persekutuannya adalah
K8   =  K12  = {240, 480, 720,....}
Karena bilangan terkecil dari K40  K60  K80 adalah 240, KPK dari 40, 60 dan 80 adalah 240 dan ditulis
KPK (40, 60, 80) = 240

Metode Faktorisasi Prima
Metode irisan himpunan untuk menentukan KPK sering kali terlalu panjang, khususnya ketika digunakan untuk menentukan KPK dari tiga atau lebih bilangan-bilangan asli. Metode lain yang mungkin lebih efisien untuk menentukan KPK dari beberapa bilangan adalah metode faktorisasi prima. Jadi, KPK diperoleh dengan cara mengalikan semua faktor jika ada faktor dengan bilangan pokok yang sama, pilih pangkat yang tertinggi. Adapun langkah menentukan KPK dengan metode faktorisasi prima adalah sebagai berikut :
Semua dari bilangan faktor dikalikan
Apabila ada yang sama ambilah yang terbesar, apabila keduanya sama ambil dari salah satunya

















Contoh :
Carilah KPK dari 8, 12 dan 30 !
Buat pohon faktor KPK nya


Faktor Prima :   2x2x2 = 23        2x2x3 = 22 x 3                2 x 3 x 5
dari ketiga faktor 8,12 dan 30 kita hanya menemukan 3 bilangan yaitu 2, 3 dan 5
faktor 2 yang terbesar àdalah 23    
faktor 3 nilainyà sama untuk 12 dan 30 makà ambil salah satunyà yaitu 3
faktor 5 ada 1 àmbil nilai 5

sehingga didapat KPK dari 8, 12 dan 30 adalah 23 x 3 x 5 = 120

Apabila A adalah himpunan kelipatan positif dari 5, yaitu A =  dan B adalah kelipatan positif dari 3; yaitu B =  maka irisan A dan B, yaitu A  B =  adalah himpunan semua kelipatan persekutuan dari 5 dan 3. Secara formal kelipatan persekutuan dan kelipatan kelipatan persekutuan terbesar (KPK) didefinisikan sebagai berikut.
Definisi I
Bilangan-bilangan bulat a1,a2,a3,...,an masing-masing tidak nol memiliki kelipatan persekutuan b, jika ai(b untuk setiap = 1,2,3,...,n.
Kelipatan persekutuan bilangan-bilangan bulat a1,a2,a3,...,an selalu ada, misalnya (a1,a2,a3,...,an) =
Definisi II
Apabila a1,a2,a3,...,an adalah bilangan-bilangan bulat yang tidak nol, maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan bulat positif terkecil diantara kelipatan-kelipatan persekutuan a1,a2,a3,...,an.
KPK dari a1 dan a2 dinyatakan (a1,a2) dan KPK dari a1,a2,a3,...,an dinyatakan (a1,a2,a3,...,an). Perhatikan contoh diatas, [3,5] yaitu KPK dari 3 dan 5 adalah 15, maka setiap kelipatan persekutuan dari 3 dan 5 selalu terbagi oleh 15. Hal ini secara umum dinyatakan dalam beberapa teorema.

Teorema
Teorema I
Jika b suatu kelipatan persekutuan dari a1,a2,a3,...,an maka (a1,a2,a3,...,an) ( b. Dengan kata lain, teorema ini menyatakan bahwa jika h adalah KPK dari a1,a2,a3,...,an yaitu h = (a1,a2,a3,...,an) maka 0,h,2h,3h,... masing-masing merupakan kelipatan persekutuan dari a1,a2,a3,...,an. Bilangan b itu adalah salah satu dari kelipatan-kelipatan h itu.
Bukti:
Misalkan (a1,a2,a3,...,an) = h, maka harus ditunjukan bahwa h(b. Andaikan h b, maka ada q dan r sehingga b = hq + r dengan 0 < r < h.
Karena b suatu kelipatan persekutuan a1,a2,a3,...,an, maka a1( b untuk setiap i = 1,2,3,...,n. h = [a1,a2,a3,...,an] maka ai( h untuk setiap i = 1,2,3,..., n. dari b = hq + r dengan 0 < r < h, karena a1( b dan a1( h maka a1( r, yaitu r kelipatan persekutuan dari a1,a2,a3,...,an. hal ini bertentangan dengan r < h, karena h kelipatan persekutuan terkecil. Maka pengandaian tersebut salah, berarti h ( b yaitu r kelipatan persekutuan dari a1,a2,a3,...,an. Hal ini bertentangan r < h, karena h kelipatan persekutuan terkecil. Maka pengandaian tersebut salah, berarti h ( b yaitu [a1,a2,a3,...,an] ( b.
Perhatikan bahwa [3,5] = 15 dan [2.3,2.5] = 30. Nampak bahwa 2[3,5] = [2.3,2.5]. secara formal hal ini dinyatakan sebagai berikut.
Teorema II
Jika m > 0 maka [ma, mb] = m[a,b]
Bukti:
Misalkan [a,b] = d, maka a ( d dan b ( d. Sehingga am ( dm dari bm ( dm. Jadi dm adalah kelipatan persekutuan dari am dan bm. Selanjutnya menurut teorema 3.16, [am,bm] ( dm. [am,bm] adalah kelipatan ma, maka (am,bm) kelipatan m, misalkan [am,bm] = pm. Karena [ma,mb] ( dm berarti bm ( dm, sehingga p ( d [ma,mb] = pm maka ma ( pm dan mb ( pm, sehingga a ( p dan b ( p.a ( p dan b ( p maka [a,b] ( p. Karena [a,b] = d maka d (p.p ( d dan d ( p maka haruslah p = d, berarti pm = dm.
Jadi [ma,mb] = m [a,b].
Selanjutnya hubungan FPB dan KPK dua bilangan bulat sebarang. Misalkan a dan b adalah bilangan-bilangan bulat positif yang saling prima, yaitu (a,b) = 1, maka [a,b] = ab. Hal itu ditunjukkan demikian.
[a,b] adalah kelipatan a, misalnya [a,b] = ka. [a,b] = ka maka b ( k.b (  k maka b k sehingga ab  ak, karena a positif. Tetapi tak mungkin ab < ak, karena ak adalah KPK dari a dan b. Sehingga ab = ak. Karena ak = [a,b] maka [a,b] = ab. Jadi jika (a,b) = 1 maka [a,b] = ab. Bagaimana jika (a,b) = d dengan d > 1 ? ingat teorema 3,9 yaitu jika (a,b) = d maka (a:d, b:d) = 1. Dengan penurunan yang sejalan dapat diperoleh bahwa [a:d, b:d] = (a:d)(b:d). Karena [a:d,b:d]. 1 = (a:d)(b:d) maka [a:d, b:d](a:d,b:d) = (a:d)(b:d). Jika kedua ruas dari persamaan terakhir dikalikan d2, maka diperoleh
[a,b](a,b) = ab
Uraian ini dinyatakan sebagai teorema berikut ini.
Teorema III
Apabila a dan b bilangan-bilangan bulat positif maka [a,b](a,b) = ab.
Contoh :
Jika n bilangan bulat positif maka (n,n+1) = 1. Maka [n,n+1] = n(n+1).
(6,-10) = 2. Kelipatan-kelipatan persekutuan dari 6 dan -10 adalah : ...,-60,-30,0,30,60,.... KPK dari 6 dan -10 adalah 30, yaitu [6,-10] = 30.[6,-10](6,-10) = 30.2 = 60.
Padahal 6(-10) = -60. Ingat bahwa teorema 3.18 hanya berlaku untuk bilangan-bilangan bulat positif a dan b.
Sehingga contoh (2) itu haruslah
[a,b](a,b)=ab
Teorema 3.18 mempermudah kita dalam memudahkan KPK dua bilangan a dan b yaitu
[a,b] = ab/(a,b)


















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah anggota terkecil dari anggota himpunan kelipatan persekutuan. Metode untuk Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) diantaranya adalah dengan menggunakan metode Irisan Himpunan dan Faktorisasi Prima.
Definisi kelipatan persekutuan dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan-bilangan bulat :
a1,a2,a3,...,an masing-masing tidak nol memiliki kelipatan persekutuan b, jika ai(b untuk setiap = 1,2,3,...,n.
Apabila a1,a2,a3,...,an adalah bilangan-bilangan bulat yang tidak nol, maka kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bilangan bulat positif terkecil diantara kelipatan-kelipatan persekutuan a1,a2,a3,...,an.
Adapun teorema KPK diantaranya :
Jika b suatu kelipatan persekutuan dari a1,a2,a3,...,an maka (a1,a2,a3,...,an) ( b.
Jika m > 0 maka [ma, mb] = m[a,b]
Apabila a dan b bilangan-bilangan bulat positif maka [a,b](a,b) = ab.

Saran
Disarankan bagi pembaca agar sekiranya tidak hanya berpatokan pada hasil penyusunan makalah kami, sebab dalam penyusunan makalah kami pasti tidak luput dari kecerobohan dan kesalahan, maka dari itu kami selaku penyusun memohon kritik dan saran yang membangun.

Asas-asas ilmu lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Inti permasalahan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah ekologi yakni hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan itu sendiri merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup termasuk manusia dengan lingkungannya.
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala atau fenomena dan situasi yang lebih spesifik.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untuk menyajikan asas  dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
Rumusan Masalah

Apa sajakah asas-asas dalam ilmu lingkungan ?
Bagaimana contoh nyata setiap asas dalam ilmu lingkungan terhadap pengelolaan lingkungan ?

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini yaitu:
Mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan asas-asas dalam ilmu lingkungan.
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan setiap asas dalam ilmu lingkungan melalui contoh nyata dalam pengelolaan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN


Asas-Asas Dalam Ilmu Lingkungan
Asas 1
“ Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah energi.
Asas 2
“ Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. ”
Asas ini  sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Efisiensi merupakan istilah yang dipergunakan untuk mengukur  pemanfaatan sumber daya masukan/Input dengan Output sebagai hasil sebuah proses. Proses yang dikatakan efisien apabila perbandingan Output/input semakin mendekati 100 persen. Asas ini menerangkan bahwa setiap pemakaian suatu bentuk atau unit energi tidak pernah tercapai efisiensi 100%.
Dalam proses perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi yang lain selalu menghasilkan sisa yang disebut dengan entropi. Sisa terbut bentuknya dapat bermacam-macam contohnya panas, cadangan makanan (biji/kulit) padatumbuhan, sekresi setelah proses metabolisme.
Karena sifat energi yang kekal sebenarnya entropi tersebut masih dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi bentuk energi lain, hanya saja tidak signifikan hasilnya sehingga kecenderungan kita manusia menganggapnya sebagai limbah/sesuatu yang tidak termanfaatkan.
Asas 3
“Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman, semua termasuk kategori sumber alam”.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak. Dapat dianalogkan dengan materi dan energi karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Sumber alam didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki potensi untuk diproses, dimanfaatkan dan diolah yang berasal dan tersedia dari alam.Sumber alam menurut penggunaan dibagi menjadi 2 jenis yaitu sumber alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Materi, Energi, Ruang, Waktu danKeanekaragaman semua termasuk sumber alam.
Asas 4
“ Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan penambahan  sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada pengaruh yang menguntungkan lagi.”
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam  untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
Asas 5
“ Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. ”
Pada asas ini ada dua hal  penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Asas 6
“Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada sainganya, cenderung berhasil dalam mengalahkan sainganya itu.”
Asas ini memberikan pemahaman bahwasanya mahluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya akan lebih kuat untuk melangsungkan kehidupan dan keturunanya dibandingkan dengan mahluk hidup yang lemah adaptasinya. Dengan adaptasinya yang kuat kemudian mampu berkembang biak meningkatkan jumlah populasinya yang akan menekan jumlah populasi yanglebih kecil sebagai konsekuensi persaingan dalam memperebutkan makanan. Atau dalam hal mekanisme/teknik mahluk hidup tersebut beradaptasi mempertahankan diri dari pemangsanya dimana mahluk hidup yang tidak mampu mempertahankan diri akan punah dengan sendirinya.
Asas 7
“ Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah diramal. ”
Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (1969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.
Asas 8
“ Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. ”
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan  dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
Asas 9
“ Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas. ”
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Asas 10
“ Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut. ”
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar.
Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Asas 11
“ Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). ”
Arti dari asas ini adalah  pada ekosistem, populasi  yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya.

Asas 12
“Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan. ”
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu.
Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.

Asas 13
“ Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi. ”
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

Asas 14
“ Derajat pola keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan  dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu. ”
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

Contoh Nyata Asas Ilmu Lingkungan Melalui Pengelolaan Lingkungan
Asas 1
Angin yang berhembus diubah menjadi energi listrik
Merupakan contoh dari asas hukum kekekalan energi yang terjadi. Sinar Radiasi dari matahari yang mengenai permukaan bumi diubah bentuk menjadi energi kalori (panas) yang kemudian memanaskan daratan dan lautan. Daratan memiliki massa lebih padat dibandingkan lautan sehingga temperatur di daratan akan lebih cepat meningkat meskipun dengan waktu pemanasan yang sama dengan lautan. Tempat yang lebih panas memiliki materi yang lebih renggang sehingga tekanan udaranya lebih rendah. Udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan lebih tinggi (lautan) ke tempat udara yang bertekanan rendah (daratan)dengan demikian terjadilah hembusan angin.
Hembusan angin dimanfaatkan energi geraknya (energi kinetik) untuk mendorong kincir pembangkit listrik sehingga mampu menggerakan turbingenerator/dinamo. Dinamo adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik akibat perpaduan dua buah gaya yang terjadi yaitu gaya medan magnet (flux) dengan gaya gerak gulungan kabel (coil dan besi) padastator yang dihubungkan dengan cincin tembaga pada ujungnya sehingga terbentuklah energi listrik. Energi listrik ini yang kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh manusia untuk diubah seterusnya menjadi berbagai macam bentuk- bentuk energi lain seperti energi panas, cahaya, suara dan sebagainya.
Proses fotosintesis pada tumbuhan
Salah satu contoh lainya dari asas hukum kekekalan energi adalah fotosintesis pada tumbuhan hijau yang memiliki klorofil. Fotosintesis adalah suatu proses perubahan energi radiasi sinar matahari diubah bentuk oleh klorofil (zathijau daun) menjadi energi kimia. Energi ini kemudian digunakan untuk mengubah unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) dalamsenyawa air (H2O), Carbondioksida (CO2) menjadi Oksigen murni (O2), (H2O) air (berupa uap) dan glucose (CH2O) sederhana. Persamaan kimiawinya yaitu :CO2+2H2O(CH2O)+O2+H2O Sinar Matahari.
Dari persamaan diatas nampak bahwa kekekalan energi hanya dapatdiubah bentuk dan tidak dapat diciptakan. Fotosintesis hanyalah sebuah proses pengubahan materi yang terjadi di klorofil dengan bantuan sinar matahari berupa Energi radiasi melalui proses kimiawi penggabungan dan pemecahan senyawakimia alam. Pemanfaatan energi kimia ini kemudian ditransfer melalui proses makan memakan oleh mahluk hidup lain, proses respirasi menyerap O2 mengeluarkan CO2 serta proses sekresi akibat metabolisme. Pergerakan, pertumbuhan, dan perkembangbiakan pada mahluk hidup adalah hasil pemanfaatan energi kimia tersebut yang terjadi dalam tubuh individu spesies bersangkutan.
Asas 2
Pemanfaatan limbah domestik (sampah organik) untuk pupuk
Potongan sayur-sayuran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau memang sengaja dipisahkan adalah contoh sangat mudah untuk menjelaskan asas ini. Seperti kita pahami bahwa transfer energi pada mahluk hidup adalah melalui proses makan memakan, namun tidak semua perpidahan energi melalu proses ini di konsumsi secara keseluruhan. Terdapat bagian-bagian tertentu dari yang kita konsumsi itu sengaja disisakan karena tidak layak konsumsi misalkan, atau karena ketidaktahuan kita untuk bagaimana memanfaatkanya. Asas ini menerangkan bahwa Sisa energi tersebut dapat diubah atau dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Untuk yang sifatnya organik dapat diurai dan diproses dengan bantuan bakteri (decomposer) pembusuk menjadi pupuk organik. Proses ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh tumbuh-tumbuhan sebagai unsur hara yang membantu pertumbuhan dan perkembangan.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan  dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Misalnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak,  sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak di manfaatkan secara efisien (banyak terbuang). Selain itu,  energi yang diambil oleh hewan untuk keperluan hidupnya adalah dalam bentuk makanan padat yang bermanfaat. Tetapi panas yang keluar dari tubuh hewan karena lari, terbang, atau berenang terbuang tanpa guna.
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut. Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.
Asas 3
Pada ruang yang sempit bagi suatu populasi yang tingkat kepadatannya tinggi mungkin akan terjadi terganggunya proses pembiakan. Pada ruang yang sempit hewan jantan akan bertarung untuk mendapatkan betina sehingga pembiakan terganggu. Sebaliknya kalau ruang terlalu luas, jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Ruang dapat juga memisahkan jasad hidup dengan  sumber  bahan makanan yang dibutuhkan, jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap  perkembangan populasi. Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia di padang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis dilingkungannya, maka harus berpindah ke lokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Pengaruh waktu terhadap perkembangan tanaman kelapa sawit untuk menghasilkan tandan sawit. Tanaman kelapa sawit membutuhkan waktu 4 tahun sebelum akhirnya dimanfaatkan tandan buahnya yang mengandung minyak sawit. Waktu yang dibutuhkan tersebut dimulai semenjak bibit (tunas) ditanam hingga dapat berbuah merupakan sumber alam. Kelapa sawit memiliki waktu produktif untuk selalu menghasil tandan sawit setiap tahun yaitu berkisar 15 tahun hingga 25 tahun tergantung perawatan. Waktu yang dibutuhkan dalam menunggu sebuah kelapa sawit mulai berbuah dan waktu produktif dari kelapa sawit adalah contoh waktu.
Keanekaragaman juga merupakan sumber daya alam. Misal semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya suatu spesies yang hanya tergantung satu jenis makanan akan mudah terancam bahaya kelaparan.
Asas 4
Pemanfaatan radiasi nuklir untuk memperoleh bibit tanaman unggul
Pemberian dosis atau kadar tertentu dalam memanfaatkan radiasi nuklir dalam memperoleh gen tumbuhan yang unggul merupakan contoh implikasi asas 4 dalam lingkungan. Energi radiasi nuklir merupakan sumber alam yang dapat di pergunakan oleh manusia dalam pemanfaatan memperoleh bibit unggul tanaman, namun di dalam pemanfaatanya haruslah terukur dan dalam dosis tertentu. Sebab apabila pemberian radiasi ini berlebihan akan mengakibatkan kerusakan struktur gen tanaman keseluruhan dan ini jelas sangat merugikan.
Kepadatan populasi manusia dalam suatu wilayah perkotaan
Wilayah perkotaan merupakan area yang diciptakan manusia sebagai tempat bernaungnya segala aktifitas manusia seperti tempat tinggal, bekerja, berbisnis, kegiatan sosial dan sebagainya. Kepadatan populasi yang berlebihan dalam suatu area akan menekan daya dukung sumber alam disekitarnya misalkan sumber tanah, air, makanan, udara. Sesuai dengan asas lingkungan ke 4 kepadatan populasi ini bila tidak segera diatasi dengan cara dibatasi jumlahnya akan berdampak merusak baik untuk manusia akibat persaingan yang kuat juga terhadap dampak lingkungan sekitar.
Asas 5
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
Asas 6
Burung Elang dalam upaya kelangsungan kehidupanya beradaptasi dengan indera penghliatan yang tajam serta kemampuan terbang tinggi mampu menempatkan sarangnya jauh dari hewan predator lain.
Burung elang merupakan hewan pemangsa/predator untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam memperoleh makanan dibekali dengan indera penghliatan yang tajam untuk meindentifikasi mangsanya dari atas udara yang jauh. Ini merupakan contoh adaptasi terhadap lingkungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup memperoleh makanan. Adaptasinya yang lain ialah untuk menjaga keturunanya (anak burung elang) agar tidak dimangsa predator lain, selalu menempatkan sarangnya jauh di atas puncak-puncak gunung atau ujung pepohonan.
Ikan belut memiliki permukaan kulit luar yang halus dan mengandung lendir untuk mempertahankan diri dari tangkapan pemangsanya dan memudahkan dia menggali lubang dalam tanah sebagai tempat tinggal (berlindung).
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya ikan belut dilengkapi mekanisme pertahanan dirinya dengan permukaan kulit yang halus dan berlendir. Adaptasi terhadap lingkungannya ini yang membuat ikan belut mampu berkembang biak dibandingkan dengan hewan lainya di komunitas air sungai. Dengan kulitnya ini pula ikan belut mudah menggali tanah pada tepian sungaisebagai tempatnya berlindung.
Asas 7
Keadaan iklim yang stabil dalam waktu yang lama tidak saja akan melahirkan keanekaragaman spesien yang tinggi, tetapi juga akan menimbulkan keanekaragaman penyebaran kesatuan populasi.
Asas 8
Burung dapat hidup dalam suatu keadaan lingkungan yang luas dengan spesies yang kurang beraneka ragam, karena burung mempunyai kemampuan menjelajah.
Tumbuhan dan serangga mempunyai gerakan terbatas, sehingga hanya dapat memanfaatkan bahan makanan disekitarnya. Oleh sebab itu tumbuhan dan serangga lebih responsif terhadap lingkungan terbatas dibandingkan dengan burung.
Tumbuhan dan serangga bila ada perubahan biokimia yang halus saja dapat menyebabkan perbedaan genetika dalam perjalanan evolusinya. Jadi dalam waktu yang lama keanekaragaman serangga dan tumbuhan meningkat, kemudian hidup dalam bentuk nicia suatu lingkungan.
Asas 9
Spesies bertambah dan terdapat juga tumbuhan dalam bentuk komunitas tumbuhan yang berlapis-lapis.
Asas 10
Apabila suatu masyarakat berkembang semakin maju, memang secara keseluruhan ada penurunan harga energi per unit produksi kotor nasional (gross national product), tetapi pada waktu yang sama produksi kotor nasional per kapita naik dengan sangat cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran energi per orang.
Asas 11
Kegiatan perekonomian sebuah negara maju mengeksploitasi Negara yang belum maju
Sebagai sistem perekonomian yang sudah beragam dan kompleks negaramaju memiliki kecenderungan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energinya. Oleh sebab itu, cara pandang negara maju sebagai sistem perekonomian yang sudah mantap senantiasa mencari sumber-sumber pengumpul energi/perekonomian yang belum mantap untuk dieksploitasi.
Populasi kera mengeksploitasi tanaman diperladangan
Kera yang biasa hidup di hutan (ekosistem yang sudah mantap) memanfaatkan ekosistem yang belum mantap disekitar hutan itu. Apabila area sekitar hutan terdapat perladangan baru yang ditanami misalkan dengan jagung, padi, ubi, singkong dan buah-buahan (minim keanekaragaman) maka tanaman perladangan itu menjadi sumber makanan yang mudah terhadap populasi kera.
Tenaga kerja dari ladang,kampung, kota kecil mengalir ke kota besar(metropolitan) karena keanekaragaman kehidupan kota besar melebihi tempat asalnya. Atau cendekiawan yang berasal dari daerah enggan kembali ke asalnya, karena taraf keanekaragaman penghidupan kota besar lebih tinggi dari daerah asalnya. Dengan demikian keahlian, bakat, tenaga kerja mengalir dari daerah yang kurang ke daerah yang lebih beraneka ragam corak penghidupannya.
Asas 12
Adaptasi secara tiba-tiba oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak di daerah tropika yang kaya keanekaragaman.
Asas 13
Pengaruh Perubahan Distribusi Umur Hewan Ternak terhadap Komposis Tumbuhan di Padang Rumput
Perubahan komposisi spesies tumbuhan di padang rumput  tidak hanya disebabkan oleh perubahan komposisi spesies hewan saja, tetapi juga oleh distribusi umur hewan dalam spesies yang sama. Contohnya di Inggris barat laut (kawasan biri-biri). Di daerah ini masalah yang paling serius adalah terdapatnya penyebaran jenis rumput matgrass. Jenis rumput ini biasanya sebagai indikator jenis tanah miskin, sebagai akibat menurunnya kesuburan tanah di bukit. Tetapi kemudian jenis rumput ini menjadi umum dijumpai di padang rumput. Analisis kadar zat makanan yang terdapat pada matgrass dibandingkan dengan spesies rumput yang lain dalam padang rumput itu menunjukkan lebih rendah kadarnya hampir pada setiap zat makanan. Pada saat musim dingin, biri-biri dewasa memakan rumput ini hampir seluruh tumbuhan dapat tercabut sampai ke akar-akarnya, namun demikian sisa penyebaran rumput ini masih dapat terlihat di sela-sela batu atau di tepi dinding.
Sementara itu kebutuhan daging domba makin meningkat, menyebabkan distribusi dan komposisi umur domba itu berubah. Perubahan ini menunjukkan bahwa dalam populasi biri-biri itu terdapat lebih banyak biri-biri muda dan anak-anak dari pada yang dewasa, dan mereka ini memilih rumput lain sebagai bahan makanannya, tidak memilih matgrass. Akibatnya matgrass justru mendesak rumput lain yang mempunyai mutu makanan lebih baik, hasilnya matgrass tumbuh menyebar yang sebenarnya tidak diingini oleh manusia karena menurunkan produksi ternak.
Hal ini sebenarnya sudah diramalkan pada asas ke 13 ini, apabila manusia terlalu banyak mengambil hasil ternak, maka akan terjadi perubahan distribusi umur dalam populasi biri-biri itu, yang berakibat pada ketidak mantapan dalam lingkungan padang rumput. Hasilnya dapat menurunkan keanekaragaman distribusi umur dan ratio jantan/betina dalam populasi itu, dan akibat terakhir adalah menimbulkan ketidak mantapan pada populasi tumbuhan yang menjadi makanannya dan mengalami suksesi dari stabil menjadi tidak stabil. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukan pemupukan tanah padang rumput dengan penambahan fosfat, hasilnya terjadi kenaikan produksi enam kali lipat.
Asas 14
Asas 14 mengemukakan kesan perlambatan yang beroperasi dalam sebuah populasi menghasilkan momentum yang kuat dan pola yang menentukan naik turunnya populasi. Manusia merupakan contoh terakhir yang dikuasai oleh perlambatan, dan bahkan populasinya tumbuh di luar batas kemampuan untuk menahannya, kecuali oleh kekuatan yang tersimpan dalam nilai peradaban manusia itu sendiri.
Populasi yang diatur dengan menggunakan suatu sistem sebab akibat yang kemudian menimbulkan kesan perlambatan, cenderung untuk memiliki keteraturan yang tinggi dalam pola turun naiknya populasi.  Keadaan populasi di wilayah tertentu sangat kuat dipengaruhi oleh sejarah atau keadaan masa lalu populasi dengan lingkungannya yang cenderung dapat mengatur populasi tersebut.
Contohnya populasi manusia, Ada dua mekanisme untuk mengarahkan populasi manusia untuk terus tumbuh :Daya kesuburan wanita, pada wanita muda, Populasi wanita muda pada populasi yang sedang tumbuh akan terus bertambah.Proses yang dapat membantu membatasi kecenderungan pertumbuhan populasi manusia adalah perkembangan ekonomi, pencemaran alam.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari empat belas asas yang telah dibahas, lima asas sangat penting dalam peradaban manusia  pada era teknologi modern. Hal ini karena kita sudah beranggapan bahwa ke lima asas tersebut tidak ada gunanya dan relevansinya untuk kepentingan manusia. Apabila kita tetap mengabaikan ke lima asas tersebut, malapetaka sudah menunggu  di masa yang akan datang.
Asas 3 mengatakan bahwa materi, energi, ruang, waktu dan keanekaragaman semuanya adalah kategori sumber alam. Sungguhpun demikian banyak masalah manusia dewasa ini timbul, karena kegagalan manusia untuk menyadari bahwa ruang, waktu dan keanekaragaman adalah sama pentingnya dengan materi dan energi sebagai sumber alam. Sedemikian pentingnya, sehingga hambatan pembangunan akan timbul apabila manusia melalaikannya. Implikasi dari sistem ini adalah bahwa materi beredar atau melakukan siklus dalam ekosistemnya,  oleh karena itu harus diberikan cukup waktu untuk diubah kembali dari satu bentuk ke bentuk berikutnya pada saat menjalani siklusnya.
Contoh yang paling nyata adalah tumpukan sampah di kota besar, ini merupakan kelalaian manusia yang tidak memberikan waktu  dan kesempatan kepada mikroba pembusuk untuk melakukan fungsinya dalam proses resiklus materi. Jadi pada hakekatnya pencemaran alam merupakan gejala teknologi yang berlawanan dengan kehendak dan kemampuan alam.
3.2 Saran
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca agar penyusunan makalah kami kedepannya lebih baik lagi. Dan semoga makalah kami ini dapat bermanfaat baik bagi pembaca maupun kami sebagai penyusun.



Daftar Pustaka

Jabrik_Copet:Asas_Dasar_ ilmu_lingkungan
Energi_Indonesia_asas_ilmu_lingkungan_berjumlah_2014_beserta_aplikasinya_di_alam_dan_lingkungan _sekitar _kita
Asas-asas lingkungan pemahaman dan contoh implikasinya
Anank Mohamad asas-asas lingkungan dan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu lingkungan bab 3 asas dasar oleh Indra Gumay Yudha