MAKALAH
STUDI ISLAM
(KEBERADAAN AGAMA)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 2
(TAHUN PELAJARAN 2016/2017)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marlah kita panjatkan kehadirat Allah swt., yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indhnya alam ciptaannya. Solawat serta salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah menunjukkan kepada jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah. Alhamdulillah, kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Makalah Studi Islam ini dengan judul Keberadaan Agama sebagai tugas mata kuliah Studi Islam. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang keberadaan agama yang mencangkup tentang esensi keberadaan agama, kebutuhan manusia terhadap agama, fungsi dan pentingnya agama dalam kehidupan manusia serta cara Ieberadaan agama lain.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami berharap kepada semua pihak untuk memberi saran dami perbaikan makalah ini. Kebenaran dan kesempurnaan datangnya dari Allah swt., harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Hanya doa dan harapan yang dapat kami panjatkan, semoga Allah swt., senantiasa memelihara dan melindungi kita semua. Amin yarabbal ‘alamin.
Maros, 16 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 1
C. Tujuan .............................................................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................... 2
A. Esensi Keberadaan Agama .................................................................... ......... 2
B. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ............................................................ 2
C. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia ..................................................... 3
D. Pentingnya Agama dalam Kehidupan Manusia .............................................. 5
E. Cara Islam Mentoleransi Terhadap Keberadaan Agama Lain ........................ 6
BAB 3 PENUTUP......................................................................................................... 7
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang terakhir diantara sekalian agama besar di dunia yang semuanya merupakan kekuatan raksasa yang menggerakan revolusi dunia dan mengubah nasib sekalian bangsa , agama yang melingkupi segala-galanya dan mencakup sekalian agama yang datang sebelumnya.Agama adalah peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungan dengan Allah swt, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Agama islam harus diperlakukan sebagai sebuah ilmu, dimantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai landasan perbuatan bagi perkembangan manusia menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi lagi.Ruang lingkup agama islam mencakup kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
Agama Islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk petunjuk jalan bagi orang yang buta akan nilai-nilai moral dan norma-norma agama yang berlaju di masyarakat. Dengan memiliki agama, seseorang akan selalu berada pada jalan kebaikan dan kebenaran yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia karena agama adalah tiang dari segala sesuatu yang ada di dunia, jika tiang itu runtuh maka manusia berada pada kerugian.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat di rumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Esensi keberadaan Agama ?
2. Kebutuhan manusia terhadap agama ?
3. Apa fungsi agama dalam kehidupan manusia?
4. Pentingnya agama dalam kehidupan menusia?
5. Bagaimana cara Islam mentoleransi terhadap keberadaan Agama lain?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui Esensi keberadaan Agama
2. Mengetahui kebutuhan manusia terhadap Agama
3. Mengetahui apa fungsi Agama dalam kehidupan manusia
4. Mengetahui bagaimana pentingnya Agama dalam kehidupan manusia
5. Mengetahui bagaimana cara Islam mentoleransi terhadap keberadaan Agama lain
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Esensi Keberadaan Agama
Esensi adalah intisari atau hakikat. Sedangkan agama nampaknya sudah cukup familiar jadi tak perlu dipaparkan definisinya, karena memang ada puluhan bahkan mungkin ratusan definisi tentang agama dari para pakar. Jika ditilik berdasarkan etimologi, agama berasal dari bahasa sanskerta yang secara harfiah berarti “a” itu tidak dan “gamma” itu kekacauan. Ringkasnya, agama secara etimologi berarti kondisi dimana tidak ada kekacauan. Rasanya tidak perlu berlama-lama dalam mengupas etimologi dan terminologi agama meskipun bagian ini cukup menarik bagi orang-orang yang memiliki minat terhadap agama.
Dalam Islam, menurut tingkatannya dikenal syariat, hakikat, dan makrifat. Mungkin dalam agama lain dikenal hal yang sama walau dalam bahasa yang berbeda. Agar tidak keluar terlalu jauh dari topik, maka pembahasan disini dibatasi hanya dalam aspek ibadah dan tidak menyentuh masalah makrifat.
Syariat, pasti kata ini sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Islam. Ya, syariat adalah hukum agama yang menerapkan peraturan hidup manusia. Dalam tulisan ini syariat yang dimaksud adalah aspek lahiriah pada ibadah seperti gerakan tubuh saat menjalani shalat, menahan lapar dan dahaga saat puasa, menyisihkan uang untuk zakat, dll. Ringkasnya, syariat disini adalah semua perintah agama yang berhubungan dengan jasmani atau materi.
Ibadah memiliki dimensi yang terdiri dari tiga dimensi tadi; syariat, hakikat, dan makrifat. Kebanyakan orang beragama melakukan ibadah hanya dalam tahap syariat, sebagai contoh orang melaksanakan ibadah puasa hanya menahan birahi, lapar, dan dahaga. Pemahaman seperti ini yang hanya sampai pada aspek lahiriah mengindikasikan bahwa orang tersebut hanya tiba pada dimensi syariat.
Ibadah puasa adalah contoh yang mudah untuk menjelaskan contoh dimensi syariat dan hakikat. Hampir sama dengan ibadah lain, puasa memiliki tiga jenjang seperti pendidikan. Pada tahap SD (dasar), ibadah puasa memerintahkan kita untuk menahan birahi, lapar, dan dahaga atau aspek lahiriah. Pada tahap SMP-SMA (menengah) ibadah puasa menganjurkan kita untuk meredam sifat-sifat buruk seperti iri hati, dengki, pemarah, boros, rakus, dan masih banyak lagi.
B. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Secara naluri, manusia mengakui kekuatan dalam kehidupan di luar dirinya. Dapat dilihat ketika manusia mengalami kesulitan hidup, musibah, dan berbagai bencana. Manusia mengeluh dan meminta pertolongan kepada sesuatu yang serba maha, yang dapat membebaskannya dari keadaan tersebut. Naluriah membuktikan manusia perlu beragama dan membutuhkan Sang Khaliknya.
Beberapa ahli pakar ada yang berpendapat bahwa benih agama adalah rasa takut yang kemudian melahirkan pemberian sesajen kepada yang diyakini yang memiliki kekuatan menakutkan. Seperti yang ditulis oleh Yatimin bahwa pada masa primitif, kekuatan itu menimbulkan kepercayaan animisme dan dinamisme. Ia memerinci bentuk penghormatan itu berupa:
1. Sesajian pada pohon-pohon besar, batu, gunung, sungai-sungai, laut, dan benda
alam lainnya.
2. Pantangan (hal yang tabu), yaitu perbuatan-perbuatan ucapan-ucapan yang
dianggap dapat mengundang murka (kemarahan) kepada kekuatan itu.
3. Menjaga dan menghormati kemurkaan yang ditimbulkan akibat ulah manusia,
misalnya upacara persembahan, ruatan, dan mengorbankan sesuatu yang dianggap berharga.
Rasa takut memang salah satu pendorong utama tumbuh suburnya rasa keberagaman. Tetapi itu merupakan benih - benih yang ditolak oleh sebagian pakar lain. Seperti yang dikatakan oleh Quraish Shihab bahwa terdapat hal lain yang membuat manusia merasa harus beragama. Freud ahli jiwa berpendapat benih agama dari kompleks oedipus. Mula-mula seorang anak merasakan dorongan seksual terhadap ibunya kemudian membunuh ayahnya sendiri. Namun pembunuhan ini menghasilkan penyesalan diri dalam jiwa sang anak sehingga lahirlah penyembahan terhadap ruh sang ayah. Di sinilah bermula rasa agama dalam jiwa manusia.
Agama muncul dari rasa penyesalan seseorang. Namun bukan berarti benih agama kemudian menjadi satu-satunya alasan bahwa manusia membutuhkan agama. Karena kebutuhan manusia terhadap agama dapat disebabkan karena masalah prinsip dasar kebutuhan manusia. Untuk menjelaskan perlunya manusia terhadap agama sebagai kebutuhan.
Terdapat empat faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Yaitu:
a) Faktor Kondisi Manusia
Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Untuk menumbuhkan dan mengembangkan kedua unsur tersebut harus mendapat perhatian khusus yang seimbang. Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Kebutuhan tersebut adalah makan-minum, bekerja, istirahat yang seimbang, berolahraga, dan segala aktivitas jasmani yang dibutuhkan. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis (mental) rohaniah. Kebutuhan tersebut adalah pendidikan agama, budi pekerti, kepuasan, kasih sayang, dan segala aktivitas rohani yang seimbang.
b) Faktor Status Manusia
Status manusia adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Apabila dibanding dengan makhluk lain, Allah menciptakan manusia lengkap dengan berbagai kesempurnaan, yaitu kesempurnaan akal dan pikiran, kemuliaan, dan berbagai kelebihan lainnya. Dalam segi rohaniah manusia memiliki aspek rohaniah yang kompleks. Manusia adalah satu-satunya yang mempunyai akal dan manusia pulalah yang mempunyai kata hati. Sehingga dengan kelengkapan itu Allah menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis horizontal sesama makhluk. Dengan akalnya manusia mengakui adanya Allah. Dengan hati nuraninya manusia menyadari dirinya tidak terlepas dari pengawasan dan ketentuan Allah. Dan dengan agamalah manusia belajar mengenal Tuhan dan agama juga mengajarkan cara berkomunikasi dengan sesamanya, dengan kehidupannya, dan lingkungannya.
c) Faktor Struktur Dasar Kepribadian
Dalam teori psikoanalisis Sigmun Freud membagi struktur kepribadian manusia dengan tiga bagian. Yaitu:
1) Aspek Das es yaitu aspek biologis, merupakan sistem yang orisinal dalam
kepribadian manusia yang berkembang secara alami dan menjadi bagian yang
subjektif yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia objektif.
2) Aspek das ich, yaitu aspek psikis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk hubungan baik dengan dunia nyata.
3) Aspek das uber ich, aspek sosiologis yang mewakili nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat.
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Fitrah Manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan pertama kali dijelaskan dalam ajaran Islam, yakni agama adalah kebutuhan fitrah manusia. Sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru di masa akhir-akhir ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama. Oleh karenanya, ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang sejalan dengan fitrahnya itu.
2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Dengan kekurangan dan kelemahan yang terdapat di dalam dirinya sehingga manusia dengan fitrahnya merasakan kelemahan dirinya dan kebutuhan kepada Tuhan agar menolongnya, menjaga dan memeliharanya dan memberinya taufik.
3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan.
Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yanag didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Orang-orang kafir dengan sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup yang demikian saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.
C. Fungsi Agama dalam Kehidupan Manusia
Adapun fungsi Agama dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sarana pendidikan
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal-hal yang baik yang dapat menguntungkan banyak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi, agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu berada pada jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan mesing-masing.
2. Sebagai sarana untuk keselamatan
Agama berfungsi sebagai jalan terbaik bagi penganutnya berhubungan dengan Tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tidak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa-dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tempat berdoa, berharap dan memohon keselamatan dunia akhirat. Dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.
3. Sebagai jembatan perdamaian dunia
Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berperilaku baik, saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama Islam maupun Agama lain. Dengan saling menghormati dan menyayangi antarsesama umat beragama akan mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia. Di dunia ini memiliki ratusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda-beda, tetapi semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak asasi manusia, saling menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lain, menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain, dan tidak saling merasa benar, maka perdamaian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.
4. Sebagai alat untuk sosialisasi
Dengan beragama, manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah-masalah sosial diamsyarakt. Misalkan dengan adanya kemiskinan, keadilan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia atau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnahkan agar perilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat generasi berikutnya kearah yang yang tidak baik.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang-orang agar tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal-hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakdilan ditengah masyarakat, tentang perilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat. Mayarakat yang memiliki agama(walaupun berbeda-beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang berbau tidakadilan tersebut.
5. Sebagai jenjang hidup yang baru
Agama selalu mengajarkan hal-hal yang baik dan melarang manusia untuk berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. Ajaran agamamampu memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah masyarakat, bahkan mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok menjadi memiliki jenjang kehidupan yang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai spiritualnya masing-masing.
6. Sebagai tempat untuk berinteraksi
Pada dasarnya ajaran kebaikan dan kebenaran ada pada semua agama di dunia. Agama mengajarkan manusia untuk saling bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang lain(agama lain). Semua ajaran agama memiliki aturan yang memperbolehkan segala bentuk usaha yang mempunyai sifat duniawi dan sekaligus agamawi selama usaha yang dilakukantidak bententangan dengan ajaran agama dan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
7. Sebagai semangat kreatifitas
Ajaran agama untuk memberi semangat kemandirian dan kreatifitas seseorang agar lebih baik dan terarah tanpa didasari oleh kecurangan atau kejahatan yang merugikan orang lain. Semangat kreatifitas dapat mengajak seluruh manusia di dunia untuk saling bekerja sama dalam berkarya, bekerja dan memanfaatkan keterampilan, minat dan bakat untuk kemajuan bangsa dan negara.
8. Sebagai identitas diri
Agama apapun didunia adalah sebagai identitas seseorang sebagai umat yang beragama dan tidak beragama. Identitas tersebut bisa terdapat pada kartu tanda penduduk, paspor dan surat-surat penting lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa kita harus menghormati agama orang lain yang sebenarnya telah diakui sebagai agama yang sah didunia.
9. Sebagai ajaran teoritis
Adapun agama juga disebut sebagai ajaran teoritis yaitu ajaran tentang bagaimana cara berpetilaku yang bak yang sesuai dengan norma, moral dan aturan, perintah serta larangan yang berhubungan dengan etika bermasyarakat, yang bertujuan agar agar terciptanya kerukunan, saling menghormati dan hidup saling berdampingan tanpa mengenal perbedaan agama maupun tradis.
10. Sebagai benteng kekuatan
Yaitu sebagai benteng kekuatan yang tidak mengenal ruang dan waktu karena berperan besar dalam mempengaruhi sikap dan perilaku manusia secara individu ataupun secara sosial. Kalimat ini pernah dinyatakan oleh seorang pakar ahli sosiologi yang bernama Emile Durkhein.
11. Sebagai kebanggaan
Yaitu agama berarti memiliki kebanggaan karena mempunyai Tuhan dimana Tuhan adalah tempat kita berserah diri, memohon pertolongan dan sarana untuk beribadah agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Agama sebagai kebanggan diri secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukkan dalam bentuk keangkuhan, pamer atau kesombongan. Karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan orang lain menjadi mempunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. Karena pada dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan bangga dengan tujuan untuk menyombongkan diri.
D. Pentingnya agama dalam kehidupan manusia
Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang mejemuk. Agama sangat penting dan dangat berperan dalam membentuk dan membangun tatanan masyarakat menjadi lebih teratur, terarah dan lebih maju karena ajaran agama mampu menciptakan kerukunan dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang-orang yang memiliki perbedaan agama pada masyarakat yang majemuk agar enantiasa hidup berdampingan tanpa ada rasa iri, dengki, merasa paling benar dan lain-lain.
Pentingnya Agama dalam kehidupan yaitu sebagai berikut :
· Agama adalah Tiang Kehidupan
Seseorang yang tidak mempunyai agama maka kehidupannya akan dipenuhi dengan keraguan, kecenderungan suka berbuat kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain. Tanpa agama, seseorang tidak akan mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk beerdoa, bersyukur, menyesali perbuatan dan memohon pengampunan pada Tuhan yang diyakininya dapat menolongnya merubah jalannya menjadi lebih baik.
· Agama adalah Tiang dalam Berfikir
Seseorang yang tidak memiliki agama maka akan sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita dengan orang lain. Sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang. Tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih karena jalan kebaikan, kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya tidak pernah dipahaminya dengan baik.
· Agama adalah Tiang dalam Berperilaku
Tanpa agama seseorang tidak bisa berperilaku baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan kebaikan tidak dimilikinya. Tanpa agama seseorang sangat miskin dengan ajaran-ajaran kebaikan, moral dan tentang norma-norna yang harus dijalankan dalam masyarakat. Tanpa agama seseorang cenderung tidak mampu berperilaku santun, tidakmampu mengendalikan emosi, merasa menang sendiri dan tidak bisa menghargai hasil karya orang lain.
· Agama adalah Tiang dalam Mengambil Keputusan
Agama selalu mengajarkan hal-hal kebaikan agar manusia selalu dalam kebenaran dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang yang sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. Jiak hidup saling rukun, saling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup bermasyarakat akan selalu terasa damai, aman dan mudah dalam mengambil keputusan ketika sedang bermusyawarah.
· Agama adalah Tiang Negara
Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berarti apa-apa jika warga negaranya tidak memiliki agama. Karena tanpa agama, manusia dengan manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal-hal yang dapat memecah persatuan, seseorang yang tidak beragama mudah terhasut, mudah diperdaya, dan mudah terpancing emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran, permusuhan, perkelahian bahkan peperangan.
Di dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, agama juga berperan sebagai berikut :
1) Pedoman hidu sehari-hari,
2) Pembeda dan ciri khas dimasyarakat,
3) Pedoman untuk memahami sesuatu yang baik dan yang buruk,
4) Pedoman untuk rekreasi dan hiburan, dan
5) Pengakuan diri akan rasa persamaan diantara umat beragama yang ada di Indonesia.
E. Cara Islam mentoleransi terhadap keberadaan Agama lain
Pandangan ini muncul dilatarbelakangi oleh semakin meruncingnya hubungan antar umat beragama di indonesia. Penyebab munculnya ketegangan antar umat beragama tersebut antara lain:
a) Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
b) Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
c) Sifat dari setiap agama, yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah.
d) Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Para pemeluk agama tidak mampu mengontrol diri, sehingga tidak menghormati bahkan memandang randah agama lain.
e) Kecurigaan terhadap pihak lain, baik antar umat beragama, intern umat beragama, atau antara umat beragama dengan pemerintah.
Pluralitas agama hanya dapat dicapai seandainya masing-masing kelompok bersikap lapang dada satu sama lain. Sikap lapang dada dalam kehidupan beragama akan memiliki makna bagi kemajuan dan kehidupan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
a) Sikap saling mempercayai atas itikad baik golongan agama lain.
b) Sikap saling menghormati hak orang lain yang menganut ajaran agamanya.
c) Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasan kelompok agama lain yang berbeda, yang mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk petunjuk jalan bagi orang yang buta akan nilai-nilai moral dan norma-norma agama yang berlaju di masyarakat. Dengan memiliki agama, seseorang akan selalu berada pada jalan kebaikan dan kebenaran yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia karena agama adalah tiang dari segala sesuatu yang ada di dunia, jika tiang itu runtuh maka manusia berada pada kerugian.
Adapun fungsi agama yaitu sebagai berikut :
a) Sarana pendidikan
b) Sarana keselamatn
c) Jembatan perdamaian dunia
d) Untuk sosialisasi
e) Jenjang hidup yang baru
f) Tempat untuk berinteraksi
g) Semangat kreatifitas
h) Identitas diri
i) Ajaran teoritis
j) Benteng kekuatan
k) Kebanggaan
Agama juga berperan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai berikut:
a) Agama adalah tiang kehidupan
b) Agama adalah tiang dalam berfikir
c) Agama adalah tiang dalam berperilaku
d) Agama adalah tiang dalam mengambil keputusan
e) Agama adalah tiang negara
Agama juga memiliki peranan perting dalam masyarakat yang majemuk yaitu sebagai berikut :
a) Pedoman hidu sehari-hari,
b) Pembeda dan ciri khas dimasyarakat,
c) Pedoman untuk memahami sesuatu yang baik dan yang buruk,
d) Pedoman untuk rekreasi dan hiburan, dan
e) Pengakuan diri akan rasa persamaan diantara umat beragama yang ada di Indonesia.
B. Saran
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia karena agama adalah tiang dari segala sesuatu yang ada di dunia, jika tiang itu runtuh maka manusia berada pada kerugian. Maka kita harus senantisa melakukan hal-hal yang bertumpu pada agama dan senantiasa menjalankan perintah Allah swt. Dan menjauhi larangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar